FriendFeed
Gratis berlangganan artikel blog Stories17 via mail, join now!

Istri Dosen yg Haus Sex..Bag 3

Share this article on :
“Gimana Janus…enak, sayang???” katanya sambil menyeka sisa pejuh ku dengan tissue. Aku hanya terdiam sambil mengecup bibirnya.
“Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali ngentot. Soalnya waktu pemanasan tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin Kontol, tante tahu kalau kamu belum pengalaman. enywey, Tante senang sekali bisa dapat perjaka berondong seperti kamu. Tante betul-betul menikmati ngentot perselingkuhan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Jan…?”Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak.

Tante Lisa membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai lima menit, energiku mulai kembali. Tubuh Tante girang matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan Kontol ku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Lisa dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih Kontol ku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.

“Wow, Kontol berondong tante sudah siap tempur lagi nih sepertinya…? Sekarang tante mau di atas ya…Kamu enjoy aja permainan rahasia tante?” katanya sambil mengangkangi aku.

Dibimbingnya Kontol ku ke arah lubang Memeknya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar Kontol ku langsung meluncur masuk ke dalam Memek Tante Lisa yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Lisa duduk diatas badanku dengan Kontol ku terbenam dalam-dalam di Memeknya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.

“Aahh…Janus… Kontolmu sampai ke ujung…mantaph Jan….. Damn honey… I love your Peny very much Jan!!!!! awwww…. mmhh… aahhh” katanya mendesah dan meracau seperti orang kesetanan.

Gerakan Tante Lisa perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat Kontol ku terasa masuk begitu dalam di liang Memeknya. Pantat Tante Lisa terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga Kontol ku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan Toket nya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Lisa. Kuremas-remas Toket nya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Lisa makin bergairah.

Gerakan Tante Lisa makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya… seorang Tante girang yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol…

“Janus… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…”
“Ayoo tante… Janus juga udah nggak tahan…”

Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Lisa menekan seluruh berat badannya ke bawah dan Kontol ku tertancap jauh ke dalam liang Memeknya sambil memuncratkan seluruh muatan… Tangan Tante Lisa mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Lisa merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan.

Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Lisa karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Lisa seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya. Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Lisa, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang sange dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Lisa dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Lisa pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Lisa yang sange, dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.

Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Lisa tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Bima pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Lisa justru mengharapkan Om Bima sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Lisa. Pernah suatu malam setelah Om Bima berangkat keluar kota, Tante Lisa masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba Toket nya ternyata Tante Lisa sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi.

Bibir Memeknya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Lisa baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Lisa belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan Kontol yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Lisa menanggapi tantangan Kontol ku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir Memeknya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang Memeknya yang merekah merah.

“Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.

Karena aku rasa Tante Lisa sudah sangat sange, tanpa banyak basa-basi dan pemanasn lagi aku langsung menancapkan batang Kontol ku ke dalam Memek Tante Lisa dan kami bergumul dengan liar selama hampir lima jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Lisa diatas, dengan gaya gogog, gaya enamsembilan, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Lisa membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Lisa diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi.

Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Lisa entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Lisa hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara Memeknya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Lisa.

Petualanganku dengan Tante Lisa berjalan cukup lama, tiga setengah tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Bima mulai mengetahui dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kost sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Lisa yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah tidak muda lagi...


The End

1 comments — Skip to Comment

herizal alwi said...

CINTA (LOVE) :
keadaan dimana setelah orgasme, Anda menatap pasangan Anda dan tetap menyukainya serta tidak ingin mengusirnya jauh-jauh

Post a Comment — or Back to Content